Jumat, 23 November 2012

Daihatsu Terios si Mobil Sahabat Petualang

Daihatsu Terios telah melakukan petulangan mengarungi dan menjelajahi Pulau Sumatera yang dimulai pada tanggal 10 Oktober yang lalu. Penjelajahan yang diberi nama "Petualangan Terios 7-Wonders" ini dilaksanakan oleh tim petualang yang terdiri dari 10 orang dan menggunakan 3 unit mobil Daihatsu Terios, yaitu 2 unit Terios TX-AT dan 1 unit Terios MT. Perjalanan ini akan menempuh jarak sepanjang 3.300 KM sampai ke pada titik 0 Kilometer yaitu di ujung Provinsi Aceh, Sabang. Salah satu tujuan dari petualangan ini adalah selain untuk mengeksplorasi keindahan alam dari Pulau Sumatera juga untuk menikmatri berbagai macam jenis kopi yang ada di Pulau Sumatera ini.

Perjalanan di hari pertama akan menempuh jarak hingga 567 Km yang dimulai dari Jakarta menuju Liwa salah satu daerah di Lampung Barat. Daerah Liwa ini mempunyai jalur yang strategis karena menghubungkan 3 buah provinsi di Pulau Sumatera, yaitu Lampung, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Meskipun memiliki jalur yang strategis, daerah Liwa ini didominasi oleh jalan berliku dan tanjakan terjal yang akan menjadi tantangan yang berkessn bagi tim Terios 7-Wonders.


Setelah dilepas di VLC tim Terios 7-Wonders memulau perjalanannya tepat pada pukul 23.00 WIB yaitu menuju pelabuhan Merak untuk menyeberang menggunakan kapal ferry menuju pelabuhan Bakauheni. Penyeberangan ini membutuhkan waktu selama 3 jam karena memang saat itu kondisi laut yang sangat bersahabat.


Sesampainya di pelabuhan Bakauheni di pagi harinya, tim Terios 7-Wonders dihadapakan pada kondisi jalan yang mulus, yang memudahkan perjalanan. Bahkan Daihatsu Terios yang dikendarai oleh tim ini dapat menempuh kecepatan hingga 120 km/jam. Tapi ini tidak berlangsung lama, karena begitu tiba di pusat kota Lampung tim harus menurunkan kecepatan sampai rata-rata 40 km/jam yang dikarenakan arus lalu lintas kota Lampung yang cukup padat, meskipun tidak sepadat kota Jakarta pastinya. Di kota Lampung ini tim menikmati sarapan khas kota Lampung dan segera melanjutkan perjalanan karena sayangnya mereka baru menempuh jarak 300 Km dari rencana 3.300 Km. Tim Terios 7-Wonders melalui kawasan Bukit Kemuning untuk menuju daerah Liwa. Perjalanan yang ditempuh cukup sulit karena mereka harus menempuh jalur yang kebanyakan adalah tikungan pendek dan disertai dengan tanjakan terjal. Tepat pukul 17.00 WIB tim sampai di Liwa, tetapi mereka harus tetap melanjutkan perjalanan kurang lebih 25 Km lagi menuju tempat pemberhentian yang memang telah direncanakan yaitu menuju Danau Ranau. Udara dingin menerpa ketika mereka sampai. Tapi dengan kopi luwak yang menggugah selera, udara dingin bukan lagi masalah.


Suasana pagi hari di Danau Ranau sangat menyejukkan. Sebelum memulai perjalanan, tim Terios 7-Wonders sejenak menikmati keindahan Danau Ranau yang merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera, dengan ditemani secangkir kopi luwak. Setelah menikmati sarapan, tim ditemani oleh Hidayat atau akrab disapa Sangkut, pemilik kebon kopi seluas 5000 hektar lebih, tim diberi penjelasan mengenai bagaimana ia memproduksi kopi luwak. Ternyata di rumahnya ia memiliki 1 ruangan khusus untuk memelihara Musang Bulan sebanyak 5 ekor. Setelah mendapat penjelasan mengenai proses produksi kopi luwak yang menyebabkan harga kopi luwak tidak murah harganya, tim pun istirahat sejenak dan melakukan Sholat Jumat. Tak lama tim pun bergegas berangkat karena mereka harus menempuh jarak yang panjang sesuai target, yaitu sejauh 509,4 Km menuju Lahat. Sekitar pukul 20.00 WIB, tim Terios 7-Wonders langsung disambut oleh orang nomor 1 Lahat. Beliau adalah H. Saifudin Aswari Riva'i ,SE. 

Sambil mengobrol-obrol dengan orang nomor 1 di Lahat itu, tim Terios 7-Wonders kembali ditemani dengan secangkir kopi yang memang telah menjadi budaya kota Lahat sejak dahulu, kota yang menurut bupati Lahat merupakan kota tertua di Pulau Sumatera karena telah berusia 130 tahun. Banyak sekali bangunan yang telah ditinggalkan bangsa Belanda pada zaman penjajahan dulu yang ada di kota Lahat ini. Salah satunya adalah Sekolah Dasar Santo Yosef. Di kota Lahat ini sebenarnya juga banyak terdapat kebon kopi, yang sayangnya mulai ditinggalkan karena harga pasaran kopi sering dipermainkan oleh para tengkulak. Maka dari itu perjalanan 7 Wonders-Sumatera Coffee Paradise ini diharapkan dapat menggairahkan kembali para petani di Lahat untuk mengolah kembali kebun yang telah ditinggalkan. Obrolan tim Terios 7-Wonders dengan pak Bupati berlanjut hingga ke rumah dinasnya. Daaaannnn!! Ternyata pak Bupati Lahat ini juga menggunakan Daihatsu Terios sebagai mobil dinasnya. Sungguh suatu kebetulan yang mengejutkan!



  

Pukul 12.40 WIB, setelah makan siang dengan Bupati Lahat di hotel bintang lima satu-satunya yang akan segera diresmikan, yaitu Hotel Grand Zuri, tim Terios 7-Wonders segera bergegas menuju kota Pagaralam yang menjadi persinggahan berikutnya. Sekitar 20 menit keluar dari Lahat, tim telah dihadapkan dengan medan yang berkelok-kelok dan juga tanjakan terjal. Tim Terios 7-Wonders pun akhirnya sampai di Pagaralam yaitu sekitar pukul 15.00 WIB dan mereka pun segera check in di Villa dan Hotel Gunung Gare.





Paginya, tim Terios 7-Wonders memutuskan untuk mengeksplorasi kopi Pagaralam sebelum berangkat menuju Kabupaten Empat Lawang. Sambil menunggu kabar dari toko Kirana yang memiliki mesin pengolah kopi, tim pun mencari petani kopi di Pagaralam untuk mengobrol. Mereka pun bertemu dengan seorang kakek berumur 75 tahun yang sudah menjadi petani kopi selama 50 tahun. Di tengah keasyikan tim 7Wonders Terios menjajal jalanan light off-road, ada kabar bahwa mesin pengolah kopi sudah berfungsi kembali. Tanpa membuang waktu tim segera bergerak menuju lokasi di Pusat Kota Pagaralam untuk menyaksikan sendiri seperti apa pengolahan kopi di Pagaralam. Dan ternyata didapat bahwa sistem pengolahan biji kopi yang ada di Pagaralam tidak jauh berbeda dengan yang ada di Liwa dan Lahat.


Setelah makan siang di pinggir sungai, tim Terios 7-Wonders melanjutkan tujuan menuju kabupaten Empat Lawang (Tebing Tinggi) yang merupakan daerah pemekaran dari kabupaten Lahat. Uniknya, kabupaten ini memiliki lambang biji kopi sebagai lambang daerahnya. Memang, kopi adalah komoditas utama yang dihasilkan dari daerah ini. Untuk sampai ke daerah ini, tim Terios 7-Wonders membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam dengan menempuh jarak 121,6 Km. Hebatnya, tim Terios 7-Wonders diizinkan untuk menginap di rumah dinas Bupati Empat Lawang!! Sekitar pukul 6 pagi, tim Terios 7-Wonders memulai aktivitasnya. Dengan ditemani oleh Pak Sara Rudianto – Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Empat Lawang, tim Terios 7-Wonders diajak berkeliling untuk lebih memperdalam lagi tentang perkopian di kabupaten Empat Lawang ini.



Petualangan pun kembali dilanjutkan bersama 3 Daihatsu Terios kembali dilakukan. Dari Desa Talang Padang rombongan bergerak menuju ke Curup – salah satu sentra penghasil kopi di daerah Bengkulu melalui Kepahiang. Jalanan yang berkelok-kelok naik dan turun bukanlah hambatan yang berarti untuk Terios, si Sahabat Petualang ini. Dan tak terasa, tim Terios 7-Wonders pun akhirnya tiba di kota Bengkulu pada pukul 18.30 WIB. 


 


Kota Bengkulu, Kota sang Rafflesia. Tim Terios 7-Wonders memutuskan untuk beristirahat lebih lama di kota ini. Selain itu, tim Terios 7-Wonders juga menghadiri acara CSR berupa penyerahan bantuan untuk Posyandu dan juga UKM. Ada 5 Posyandu yang menerima bantuan adalah Anak Bangsa, Mekar Sari, Damai, Flamboyan dan Candra. Sedangkan UMKM yang mendapat bantuan adalah Tiara, Ikan Pais “Ibu Jumi”, Jepara Maju, Keripik Ikan EZ dan Kopi Bubuk Mandela. 


Pukul 7 pagi keesokan harinya, tim Terios 7-Wonders pun melanjutkan perjalanan mereka menuju Bukittinggi melalui Muko-muko Padang. Perjalanan ini berbeda jauh dengan perjalanan sebelumnya, karena apabila sebelumnya tim Terios 7-Wonders lebih banyak melalui perbukitan menuju daerah-daerah yang dituju, sekarang mereka akan melalui jalur yang akan didominasi dengan pantai. Dan perjalanan melalui pantai ini sangatlah menguras tenaga dari masing-masing anggota tim Terios 7-Wonders. Karena bukan hanya saja cuaca yang panas dan terik hingga mencapai suhu 35 derajat celcius, jalur yang harus dilewati pun banyak sekali memiliki tikungan-tikungan yang tajam. Inilah mengapa tim Terios 7-Wonders baru tiba di tugu Jam Gadang-Bukittinggi sekitar pukul 12 malam. Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jarak sejauh 617 Km adalah 18 jam. Dan hebatnya lagi 3 unit Terios yang digunakan tim Terios 7-Wonders masih memiliki performa yang mengagumkan! 

Setelah beristirahat, petualangan dilanjutkan menuju Mandailing Natal untuk mengeksplor kopi yang dihasilkan daerah tersebut. Desa Sambang Banyak Jae Ulu Pungud merupakan salah satu desa di Mandailing Natal yang memiliki kebon kopi puluhan tahun lamanya. Tim Terios 7-Wonders pun mengetahui perbedaan pohon Arabica dan Robusta setelah diberitahu petani kopi setempat. Salah satu pembelajaran berharga yang dapat dipetik tentunya. 

Perjalanan menguras energi bagian kedua harus dilaksanakan. Ya, perjalanan dari Mandailing Natal menuju Medan sama seperti perjalanan dari Bukitinggi-Mandailing Natal. Dengan istirahat yang minim sementara jarak tempuhnya lumayan jauh sekitar 764 km serta kondisi jalanan yang tak bisa diprediksikan butuh konsentrasi dalam mengendalikan Terios. Tepat pukul 08.00 WIB tim Terios 7-Wonders pun memulai perjalanan mereka menuju Medan, karena mereka juga harus menghadiri acara CSR keesokan harinya. 


Dan ternyata tim Terios 7-Wonders harus mengalami tantangan berikutnya. Jalanan Mandailing Natal-Tarutung kondisinya sangatlah tidak stabil. Banyak sekali jalanan yang rusak parah karena masih dalam proses perbaikan. Hal ini cukup menghambat perjalanan dari tim Terios 7-Wonders. Tapi kerennya, meskipun Terios terus saja tancap gas menghadapi jalanan yang begitu rusak, suspensi mobil ini masih tetap oke! Tapi sayangnya, terjadi masalah yang cukup serius. Meskipun tim Terios 7-Wonders telah berhati-hati dalam melakukan perjalanan, ada salah satu unit Terios yang mengalami slip. Stir mobil tidak bisa dikendalikan dan baru berhenti setelah menyenggol semak belukar. Tim Terios 7-Wonders langsung sigap melakukan evakuasi ditengah hujan. Meskipun penyak-penyok di sana-sini dan lampunya pecah, mobil itu masih tetap dapat melanjutkan perjalanan. Pyuuhh!! Untung sekali tidak terjadi hal-hal yang serius! Sesampainya di Tarutung tim Terios 7-Wonders makan siang, dan melakukan sedikit pengeceka terhadap salah satu unit Terios yang remnya agak sedikit bermasalah. Setelah itu, mereka pun melanjtkan perjalanan menuju Medan dan sampai di kota itu pada pukul 10 malam.


            
    

Tim Terios 7-Wonders berencanan untuk bermalam selama 2 hari di kota Medan ini. Selain untuk beristirahat dan mengembalikan tenaga yang cukup terkuras selama di perjalanan, mereka juga harus menghadiri acara CSR bersama PT. Astra Daihatsu Motor (ADM). Tidak hanya itu, tim Terios 7-Wonders juga mampir ke main dealer Daihatsu Medan untuk melakukan pengecekan 3 unit Terios yang mereka kendarai agar lebih enak, nyaman dan aman saat digunakan menuju tempat selanjutnya. 


  


Daaaaann!! Akhirnya sampailah pada perjalanan terakhir! Ya setelah Medan, tim Terios 7-Wonders melanjutkan perjalanan menuju Nangroe Aceh Darussalam. Setelah check out dari hotel pada pukul 1 siang, tim pun segera bergerak meninggalkan kota Medan. Anggota tim pun bertambah 1 orang menjadi 11 orang setelah Rokky Irvayandi dari PT Astra Daihatsu Motor ikut bergabung bersama tim Terios 7-Wonders. Rute perjalanan dari Medan menuju Langsa cukup lancar, berbeda sekali dengan rute Mandailing Natal-Medan. Sekotar pukul setengah 7 malam, tim Terios 7-Wonders pun sampai di kota Langsa. Tim Terios 7-Wonders pun mampir sebentar di alun-alon kota untuk makan malam dan menikmati kopi pastinya sebelum beristirahat. .

Hap hap hap! Sampailah tim Terios 7-Wonders di tujuan terakhir, Takengon. Total ada 7 tempat yang merupakan penghasil kopi di pulau Sumatera ini. Sesuai dengan nama perjalanan ini, 7 Wonders. Tim pun berangakat pada pukul 7 pagi, karena jarak yang harus ditempuh cukup jauh yaitu sekitar 334,6 Km. Pukul 11 mereka sampai di daerah Bireun dan memutuskan untuk makan siang di daerah yang pernah menjadi tempat konflik GAM dan tentara Indonesia. Menjelang masuk Takengon, tim sudah ditunggu oleh komunitas Jip Gayo yang akan mengawal tim Terios 7-Wonders menuju Takengon dengan melewati daerah-daerah perbukitan. Tim Terios 7-Wonders bersama komunitas Jip Gayo pun berhenti sejenak di Danau Laut Tawar untuk menikmati pemandangan juga untuk menyeruput secangkir kopi panas. Dan menjelang adzan maghrib yim beserta rombingan telah memasuki kota Takengon. Bambang, salah satu penggemar 4x4 asal Takengon ternyata merupakan pengusaha kopi juga. Ia menjelaskan kalau kopi Gayo adalah kopi Arabica yang mempumyai ciri khas tersendiri. Hebatnya, kopi yang diproduksi oleh Bambang uini telah merambah hingga Eropa Timur dan juga Amerika. WOW!!  Setelah santap siang dan membeli souvenir khas Gayo keesokan siangnya, tim Terios 7-Wonders pun segera bergegas menuju Banda Aceh. Jalanan yang lebar dan mulus membuat perjalanan bersama Terios terasa menyenangkan. Pukul setengah 12 malam, tim Terios 7-Wonders pun sampai dan segera bergegas check in ke hotel untuk segera beristirahat karena mereka harus berangkat pagi-pagi besoknya. 



Akhirnya, setelah menempuh jarak sepanjang 3.657 Km, selama 15 hari, tim Terios 7-Wonders mengakhiri perjalanan tepat di Tugu "Nol" Kilometer pada pukul 12:48 WIB siang. Sebelumnya, setelah berisitirahat semalaman di Banda Aceh, tim pun segera bergerak menuju pelabuhan Ulee Lheue untuk menyeberang menuju Sabang. Sekitar pukul 11 siang mereka pun menyeberang dengan ferry. Rombongan tim Terios 7-Wonders telah ditunggu oleh para petinggi PT Astra Daihatsu Motor serta rekan-rekan wartawan nasional di pulau Sabang. Setelah diadakan upacara singkat, tim pun segera bergerak menuju pelabuhan ferry Baloha untuk naik kapal cepat ke Pulau Rondo. Kapal ini adalah kapal terakhir dari Sabang menuju Banda Aceh. 



Sebelum pulang kembali ke Jakarta dengan menggunakan pesawat, tim Terios 7-Wonders beserta PT ADM menyerahkan 3 ekor sapi untuk dijadikan hewan kurban karena memnang saat itu berdejatan dengan hari raya Idul Adha. Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah melindungi tim Terios 7-Wonders selama perjalanan dalam program Terios 7-Wonders Sumatera Coffee Paradise. Pukul 16.35 WIB tim Terios 7-Wonders pun terbang kembali ke Jakarta.



Selamat kepada tim Terios 7-Wonders!!








Referensi : http://www.daihatsu.co.id/terios7wonders/

1 komentar: