Gelaran AFF Cup telah usai. Namun, gegap gempita para suporter Indonesia atas permainan yang ditampilkan oleh Timnas Indonesia yang begitu luar biasa masih terasa sampai kini. Bukti betapa cintanya para rakyat Indonesia terhadap Timnasnya dan semakin dewasanya mereka dalam menyikapi hasil pertandingan.
Sebelumnya saya ingin kembali mengulang ingatan tentang gelaran AFF cup bulan Desember lalu. Masih jelas di ingatan saya tentang betapa mudahnya laju Indonesia selama di babak penyisihan. Saya yang memang menonton dari pertandingan pertama ketika melawan Malaysia, pada awalnya, cukup sangsi bahwa Indonesia bisa lolos ke semifinal dengan status juara grup. Indonesia yang saat itu berada 1 grup dengan Laos, Malaysia dan Thailand, saya pikir hanya akan mampu lolos dengan status runner-up, dan sudah terbayang di pikiran saya kalau Indonesia akan menghadapi Vietnam. Tapi ternyata pikiran saya salah. Indonesia melaju dengan tanpa hambatan menuju semifinal dan menjadi juara grup! Melumat Malaysia 5-1, membantai Laos 6-0, dan menghajar Thailand 2-0, dengan 13 memasukkan dan hanya sekali kemasukkan. Tak terkalahkan selama penyisihan!
Kontan animo masyarakat pun langsung naik. Semua masyarakat ingin menyaksikan secara langsung maupun tidak untuk mendukung Timnas Indonesia. Pembicaraan di Indonesia pun selama sebulan itu hanyalah mengenai kebangkitan sepakbola Indonesia. Di televisi, radio dan surat kabar tidak pernah absen memberitakan tentang perkembangan Pasukan Garuda. Para media pun berlomba untuk mendapatkan berita paling hangat.
Sampailah perjuangan Garuda di semifinal. Menghadapi Filipina, dimana negara tersebut diperkuat oleh banyak sekali pemain naturalisasi, bukanlah hal yang mudah bagi Indonesia. Dua kali berhadapan di negeri sendiri, Indonesia 2 kali menang ( 0-1 , 1-0 ) dan kedua gol di cetak oleh pemain naturalisasi pertama di Indonesia, Christian "El Loco" Gonzales. Golnya di Leg ke 2, merupakan gol terbaik dan sangat berkelas menurut saya. Pantas rasanya ia mengenakan kaos dengan lambang Garuda di dada sebelah kiri tersebut melihat apa yang telah ia berikan selama pertandingan. Dua kali kemenangan tersebut membuat Indonesia lolos ke Final dan belum kalah sama sekali.
Lolosnya Indonesia dengan tanpa sekali pun terkalahkan dan adanya perasaan rindu akan prestasi, membuat masyarakat Indonesia merasa sangat optimis bisa membawa Trofi AFF untuk pertama kalinya ke Tanah Air. Apalagi lawan yang dihadapi adalah Malaysia, yang pernah di kalahkan Indonesia 5-1, meskipun sebenarnya permainan Malaysia sudah jauh lebih berkembang setelah dikalahkan Indonesia hingga bisa mencapai final setelah sebelumnya mengalahkan Vietnam yang notabene merupakan juara bertahan.
Laga pertama Final di Bukit Jalil Malaysia, Indonesia harus takluk dengan skor yang cukup telak, 0-3, membuat langkah Indonesia sangat berat untuk meraih trofi karena Indonesia harus menang setidaknya 4-0 jika ingin menang tanpa adu penalti. Kekalahan Indonesia masih menyakitkan untuk saya, apalagi sebenernya Indonesia bisa saja terhindar dari kekalahan. Hal ini disebabkan karena menurut saya para suporter Malaysia menunjukkan sikap kurang sportif, yaitu dengan menggunakan laser yang diarahkan ke para pemain dari Indonesia sehingga mengganggu pandangan para pemain. Salah satu hal yang menurut saya merupakan suatu hal yang amat sangat tidak sportif dalam kegiatan olahraga yang mengusung fair play. Permainan pun sempat dihentikan selam lebih kurang 10menit. Setelah itu, konsentrasi para pemain Indonesia pun pecah dan dengan mudahnya para pemain Malaysia melesakkan gol ke gawang Indonesia yang dikawal oleh Markus Haris Maulana. Para pemain Malaysia seolah bermain lepas setelah insiden tersebut dan saya mengakui kalau permainan Malaysia bagus saat itu.
Lalu 3 hari kemudian, laga kedua digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, merupakan salah satu laga yang mengesankan menurut saya. Sebanyak kurang lebih 80ribu suporter memadati SUGBK dan mengubahnya menjadi Lautan Merah. Saat itu, Pasukan Garuda memperlihatkan permainan yang sangat menawan dan tidak kenal menyerah. Setelah kebobolan 1 gol lagi pun yang membuat langkah Indonesia semakin berat, tidak memupuskan semangat mereka, hingga akhirnya Indonesia menang dengan skor 2-1. Meskipun menang, Indonesia tetap tidak bisa menjadi juara karena kalah agregat 4-4 dengan Malaysia. Tetapi, 1 hal yang saya tahu, mungkin saya dan seluruh rakyat Indonesia kecewa, tetapi, ada 1 kata yang terselip dalam kekecewaan tersebut. BANGGA. Ya, karena sesungguhnya saya dan seluruh rakyat Indonesia tahu, bahwa para pemain telah berjuang dengan sekuat tenaga. Tidak ada kemarahan sama sekali, justru pertandingan tersebut menjadi suatu kenangan bahwa sepakbola Indonesia telah bangkit!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar