- Pengertian Kearifan Lokal
Kearifan lokal menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika
masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima dan
mengklaim hal itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan cara itulah,
kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal.
- Jenis- jenis Kearifan Lokal :
- Tata kelola,berkaitan dengan kemasyarakatan yang mengatur kelompok sosial (kades).
- Nilai-nilai adat, tata nilai yang dikembangkan masyarakat tradisional yang mengatur etika.
- Tata cara dan prosedur, bercocok tanam sesuai dengan waktunya untuk melestarikan alam.
- Pemilihan tempat dan ruang.
- Kearifan lokal yang berwujud nyata, antara lain;
- Tekstual, contohnya yang ada tertuang dalam kitab kono (primbon), kalinder.
- Tangible, contohnya bangunan yang mencerminkan kearifan lokal.
- Candi borobodur, batik.
- Petuah yang secara verbal, berbentuk nyanyian seperti balamut.
- Fungsi Kearifan Lokal
- Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
- Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia,
- Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
- Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
- Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.
- Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
- Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur.
- Bermakna politik.
- Hubungan Kearifan Lokal degan Budaya Lokal
Hubungannya adalah kearifan lokal itu merupakan sesuatu yang
berkaitan secara spesifik dengan budaya tertentu (budaya lokal) dan
menecerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu (masyarakat lokal). Dan
kalau budaya lokal itu merupakan suatu budaya yang dimiliki suatu masyarakat
yang menempati lokalitas atau daerah tertentu yang berbeda dari budaya yang
dimiliki oleh masyarakat yang berada di tempat yang lain.
- Contoh-contoh nyata Kearifan Lokal di dalam sebuah masyarakat
- Kearifan Lokal di Yogyakarta
Pernah mendengar Gunung Kidul? Pasti bayangan kita langsung
kekeringan. Benar saja, salah satu keunikan Gunung Kidul adalah kawasan Karst.
Tetapi harus kita ingat bahwa kawasan ini telah dihuni selama berabad-abad oleh
masyarakatnya bahkan dari zaman batu. Munculnya peradaban manusia yang
berkembang pada kawasan ini menggambarkan bahwa masyarakat di kawasan ini telah
dapat beradaptasi dengan kekeringan. Air menjadi sangat berharga di kawasan
ini. Apakah tidak ada sumber air di kawasan ini? Oh kita jangan salah, kawasan
ini memiliki sungai bawah tanah yang banyak sekali tetapi karena merupakan
kawasan karst agak sulit untuk menaikkan air karena kedalamannya dan juga
tipikal kawasan karst. Masyarakat di kawasan ini melakukan pemeliharaan
cekungan-cekungan (sinkhole), mereka memodifikasi bagaimana cekungan ini
sebagai tabungan air mereka dengan menata batu dan menanami tanaman seperti
jarak dan jati di sekitar bibir cekungan. Batu sebagai penyaring, sementara
tanaman sebagai penyimpan air. Selain itu juga para penduduk juga menampung air
ketika musim hujan tiba sebagai tabungan air ketika kemarau datang.
2. Kearifan Lokal Kediri
Cerita Panji mungkin bukan hal yang asing lagi terutama di
tanah Jawa Timur. Cerita Panji adalah harta karun yang dimiliki Jawa Timur,
lahir di Kediri berkembang sejak zaman Majapahit. Salah satu dongeng Panji
adalah Enthit yang terkait dengan pertanian. Cerita semacam Enthit itu
memberikan inspirasi mengapa timun dapat ditanam sampai mentheg-mentheg (gemuk
dan menyenangkan). Mengapa berbagai sayuran itu tumbuh subur dan menyehatkan.
Bagaimana petani pada masa itu memperlakukan lahannya. Bagaimana cara bercocok
tanam, semuanya seolah-olah diserahkan pada kekuasaan alam belaka. Semuanya
dilakukan dengan cara organik. Konsep pertanian dalam budaya Panji adalah soal
tantra atau kesuburan. Jadi bagaimana memperlakukan tanah (lahan) seperti
menyayangi istri dan ini hubungannya dengan konservasi alam.
3. Kearifan Lokal
di Sumatera Utara
Sumatera Utara memiliki sekelompok masyarakat yang dikenal
sebagai Parmalim berpusat di Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba
Samosir. Parmalim menekankan lingkungan hidup pada dasarnya memberi dukungan
terhadap kelangsungan hidup manusia, maka sewajarnya manusia juga memberi
dukungan terhadap lingkungan hidup. Air adalah sumber kehidupan, maka kita
harus memberi dukungan terhadap semua hal yang berkaitan dengan pelestarian
air. Pada saat menebang pohon, maka bisa dilakukan jika sebelumnya sudah cukup
banyak menanam tunas baru, selain itu aturan penebangan juga dengan cara bahwa
penebang tidak boleh merobohkan pohon besar sampai menimpa anak pohon lain,
jika terjadi maka penebang harus diganti orang lain. Selain itu juga dalam
memetik umbi-umbian yang menjalar, umat Parmalim harus menyisakan tunas
sehingga bisa tumbuh kembali.
- Tantangan-tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan kearifan lokal
- Jumlah Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mempengaruhi kebutuhan
pangan dan berbagai produksi lainnya untuk mencukupi kebutuhan manusia. Robert
Malthus menyatakan bahwa penduduk yang banyak merupakan penyebab kemiskinan,
hal ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang mengikuti deret ukur
tidak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya
mengikuti deret hitung. Adanya kebutuhan pangan yang tinggi menuntut orang
untuk meningkatklan produksinya guna mencukupi kebutuhan tersebut, sehingga
melakukan modernisasi pertanian dengan melakukan revolusi hijau. Dalam Revolusi
hijau dikembangkan penggunaan bibit unggul, pemupukan kimia, pengendalian hama
penyakit dengan obat-obatan, pembangunan saluran irigasi secara besar-besaran
untuk pengairan dan penggunaan teknologi pertanian dengan traktor untuk
mempercepat pekerjaan.
2. Teknologi Modern dan Budaya
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepat
menyebabkan kebudayaan berubah dengan cepat pula. perubahan yang terjadi pada
masyarakat yang kebudayaannya sudah maju atau kompleks, biasanya terwujud dalam
proses penemuan (discovery), penciptaan baru (invention), dan melalui proses
difusi (persebaran unsur-unsur kebudayaan). Perkembangan yang terwujud karena
adanya inovasi (discovery maupun invention) dan difusi inovasi mempercepat
proses teknologi, industrialisasi dan urbanisasi. Ketiga komponen tersebut
secara bersama menghasilkan proses modernisasi dalam suatu masyarakat yang
bersangkutan. Teknologi modern secara disadari atau tidak oleh masyarakat,
sebenarnya menciptakan keinginan dan harapan-harapan baru dan memberikan cara
yang memungkinkan adanya peningkatan kesejahteraan manusia.
3. Modal Besar
Eksploitasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan sekarang
ini telah sampai pada titik kritis, yang menimbulkan berbagai masalah
lingkungan dan masyarakat. Di samping masalah lingkungan yang terjadi di
wilayah-wilayah dimana dilakukan eksploitasi sumberdaya alam, sebenarnya terdapat
masalah kemanusiaan, yaitu tersingkirnya masyarakat asli (indigenous people)
yang tinggal di dalam dan sekitar wilayah eksploitasi baik eksploitasi
sumberdaya hutan, sumberdaya laut, maupun hasil tambang. Mereka yang telah
turun temurun tinggal dan menggantungkan kehidupannya pada hutan maupun laut,
sekarang seiring dengan masuknya modal besar baik secara legal maupun illegal
yang telah mngeksploitasi sumberdaya alam, maka kedaulatan dan akses mereka
terhadap sumberdaya tersebut terampas.
Fenomena tersebut tidak dapat dilepaskan dari kebijakan
pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya alam selama ini yang lebih
menitikberatkan kepada upaya perolehan devisa Negara melalui eksploitasi
sumberdaya alam yang bernilai ekonomis. Besarnya keuntungan yang bias diraih
diikuti dengan meningkatnya devisa dan daya serap tenaga kerja pada sektor yang
bersangkutan, semakin menguatnya legitimasi beroperasinya modal besar di sektor
tersebut. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kekayaan sumberdaya alam dan hayati
yang dimiliki dapat diekstraksi untuk mendapatkan surplus.
Sumber : http://www.academia.edu/6248377/KEARIFAN_LOKAL_CERMINAN_BUDAYA_MASYARAKAT_DALAM_PENGARUH_TEKNOLOGI_Oleh_Asy_Ary_Suyanto
https://pelsifebriani.wordpress.com/2012/12/08/teknologi-informasi-dan-teknologi-kearifan-lokal/
http://liazukay.blogspot.com/2015/04/hubungan-kearifan-lokal-dengan-manusia_15.html